Selasa, 28 Oktober 2014

Belajar itu..

belajar adalah suatu proses. dari tidak pandai menjadi pandai,, dari tdk bisa menjadi bisa. dan dari situlah kita kan mendapat berbagai rintangan yang menghadang, dari rintangan yang kecil hingga besar.
tapi proses itu juga harus diikuti dengan sabar dan kata-kata itu takkan bisa jauh dari rasa tawakal.
dijawab dengan dua pilihan, berhasil atau gagal. keduanya ini juga mempunyai berbagai turunan bisa dalam keadaan mustahil, keberuntungan dan tekanan bathin, tergantung sudut pandang seseorang.
jadi intinya dibalik kata singkat "BELAJAR" memiliki bermacam arti dan makna yang luas :)

Kamis, 08 Mei 2014

Ringkasan Materi Biologi SMA kelas X "KOMPONEN EKOSISTEM"



“KOMPONEN EKOSISTEM”

     Di bab ini, kita akan membahas tentang komponen penyusun ekosistem. Ekosistem tersusun dari 2 komponen berdasarkan sifat dan fungsinya yaitu Komponen Biotik (makhluk hidup) dan Komponen Abiotik (makhluk mati).

1. Berdasarkan Sifatnya :
a. Faktor Biotik
            Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan, hewan maupun manusia.
            Faktor biotik meliputi beberapa tingkatan. Tingkatan-tingkatan organisme dalam ekosistem akan saling berinteraksi, saling mempengaruhi membentuk suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.

~ Tingkatan-tingkatan organismenya :
1) Individu
Individu merupakan organisme tunggal, seperti: seekor tikus, seekor kucing, sebatang pohon jambu, sebatang pohon kelapa, dan seorang manusia.
            Dalam mempertahankan hidupnya setiap organisme mempunyai masalah-masalah hidup yang kritis, misalnya melindungi anak, mempertahankan diri dari musuhnya dan mendapatkan makanan. Untuk mengatasi masalah tersebut organisme harus memiliki struktur khusus untuk beradaptasi. Ada berbagai macam adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungannya, yaitu
·         Adaptasi morfologi
Adaptasi morfologi merupakan penye­suaian bentuk tubuh untuk kelangsungan hidupnya. Contoh adaptasi morfologi :
 ~ Gigi-gigi khusus
            Contoh : Hewan karnivora gigi taring untuk menangkap mangsa, gigi geraham untuk mencabik­-cabik mangsa.
 ~ Moncong
            Contoh : Trenggiling besar. Hidup di hutan rimba Ame­rika Tengah dan Selatan moncongnya untuk mengisap semut dari sarangnya
~ Paruh
            Contoh : Elang. Paruh yang kuat, rahang atas melengkung dan ujung­nya  tajam untuk mencabik korbannya.
~ Daun khusus pada tumbuhan
            Contoh : kantong semar. Daun berbentuk piala, permukaannya licin.
~ Akar
            Contoh : Akar tumbuhan gurun kuat dan panjang. Untuk menyerap air jauh dalam tanah.

·         Adaptasi fisiologi
Adaptasi fisiologi merupakan penyesuai¬an fungsi fisiologi tubuh untuk mempertahankan hidupnya. Contoh adaptasi fisiologi :
~ Kantong Tinta
                Contoh : Cumi-cumi dan gurita. Memiliki kantong tinta yang berisi cairan hitam untuk mengelabuhi musuhnya.
~ Mimikri pada kadal
Contoh : Kulit kadal berubah warna karena pigmen yang dipengaruhi faktor hormon dan suhu keadaan sekitarnya
·         Adaptasi Tingkah Laku
Adaptasi tingkah laku merupakan adaptasi yang didasarkan pada tingkah laku. Contohnya sebagai berikut.
~ Pura-pura tidur atau mati
Contoh : Tupai Virginia. berbaring tidak berdaya dengan mata tertutup bila didekati musuhnya.
~ Migrasi
            Contoh : Ikan salmon. untuk mencari tempat yang sesuai untuk bertelur.

2) Populasi
            Kumpulan individu sejenis yang hidup pada suatu daerah dan waktu tertentu disebut populasi.
Ukuran populasi berubah sepanjang waktu. Perubahan  itu disebut dinamika populasi yang disebabkan oleh imigrasi dan emigrasi (Khusus organisme dapat bergerak misalnya hewan dan manusia)
            Imigrasi adalah perpindahan satu atau lebih organisme ke daerah lain jika daerah itu sudah terdapat kelompok jenis lain (untuk meningkatkan populasi). Emigrasi adalah peristiwa ditinggalkannya daerah oleh satu atau lebih organisme (populasi akan menurun).

3) Komunitas
            Komunitas adalah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi.

b. Faktor Abiotik
Faktor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik clan kimia.
Faktor fisik utama yang mempengaruhi ekosistem adalah
1) Suhu
            Ada jenis organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu tertentu.
2) Sinar matahari
            Mempengaruh secara global, merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan (sebagai produser untuk berfotosintesis.
3) Air
            Dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme
4) Tanah
            Merupakan tempat hidup bagi organisme
5) Ketinggian
            Ketinggian tempat untuk menentukan jenis orga­nisme yang hidup di tempat tersebut,
6) Angin
            Berperan dalam menentukan kelembapan.
7) Garis lintang
            Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda pula.


2. Berdasarkan Fungsinya :
a. Komponen Produsen :
            Autotrof adalah organisme yang membuat makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan energi cahaya matahari dan energi kimia.
            Contoh : tumbuhan hijau dan alga.
b. Komponen heterotrof
Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan
disediakan oleh organisme lain.
Contoh manusia, hewan, jamur, dan mikroba.
c. Pengurai (dekomposer)
Pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik berasal dari organisme mati.
            Contoh : bakteri dan jamur.
d. Detritivor
            Detritivor adalah  organisme heterotrof yang memanfaatkan serpihan organik padat (detritus) sebagai sumber makanan.
            Contoh : Cacing tanah, luing, dan sebagian anggota Echinodermata.

Minggu, 04 Mei 2014

Kerajaan Mataram


Letak : Kota Gede, Yogyakarta

Raja-raja yang memerintah :
1. Panembahan Senopati
2. Sultan Anyakrawati
3. Sultan Agung Hanyakrakusuma

zaman keemasan
– kebijakan Sultan Agung :
Kebijakan Sultan Agung :
a Menyatukan seluruh P.Jawa kecuali : Banten, Cirebon, Mataram
b. Mengusir VOC 2x, namun gagal
c. membuat kalender Jawa
d. memadukan unsur Islam dengan budaya Jawa
e. meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui pertanian
f. menulis kitab Sastra Gendhing
g. wilayah kerajaan dibagi menjadi Kutagara, Negara Agung, Mancanegara, daerah Pesisiran

4. Amangkurat I
Pengaruh Belanda mulai masuk dan
berkembang di Kerajaan Mataram.
Th. 1755 Perjanjian Gianti
Th, 1757 Perjanjian Salatiga

Kehidupan Sosial-Ekonomi Mataram-Islam

a. Kehidupan Sosial-Budaya

Antara tahun 1614 hingga 1622, Sultan Agung mendirikan keraton baru di Kartasura, sekitar 5 km dari Keraton Kotagede. Ia memperkuat militer, berhasil mengembangkan kesenian, serta pertukangan. Selain itu, ia pun membangun komplek pemakaman raja-raja Mataram di Bukit Imogiri. Kalender Jawa ia ganti dengan sistem kalender Hijriah. Pada tahun 1639, sultan ini mengirim utusannya ke Mekah. Setahun kemudian, 1640, utusan Mataram ini membawakan gelar baru bagi Sultan Agung dari syarif di Mekah. Gelar baru itu adalah Sultan Abdullah Muhammad Maulana Matarani.

Seperti halnya ibukota kerajaan Islam lainnya, ibukota Mataram memiliki ciri khas kota berarsitekturkan gaya Islam. Tata letak istana atau keraton senantiasa berdekatan dengan bangunan masjid. Letak keraton biasanya dikelilingi benteng dengan pospos pertahanan di berbagai penjuru angin. Di luar pagar benteng terdapat parit bautan yang berfungsi sebagai barikade pertahanan ketika menghadapi lawan. Parit buatan ini berfungsi juga sebagai kanal, tempat penampungan yang memasok air ke dalam kota.

Pada masa Paku Buwono II ini di istana Surakarta terdapat seorang pujangga bernama Yasadipura I (1729-1803). Yasadipura I dipandang sebagai sastrawan besar Jawa. Ia menulis empat buku klasik yang disadur dari bahasa Jawa Kuno (Kawi), yakni Serat Rama, Serat Bharatyudha, Serat Mintaraga, serta Arjuna Sastrabahu. Selain menyadur sastra-sastra Hindu-Jawa, Yasadipura I juga menyadur sastra Melayu, yakni Hikayat Amir Hamzah yang digubah menjadi Serat Menak. Ia pun menerjemahkan Dewa Ruci dan Serat Nitisastra Kakawin.

Untuk kepentingan Kasultanan Surakarta, ia menerjemahkan Taj as-Salatin ke dalam bahasa Jawa menjadi Serat Tajusalatin serta Anbiya. Selain buku keagamaan dan sastra, ia pun menulis naskah bersifat kesejarahan secara cermat, yaitu Serat Cabolek dan Babad Giyanti.

b. Kehidupan Ekonomi

Posisi ibukota Mataram di Kota Gede yang berada di pedalaman menyebabkan Mataram sangat tergantung kepada hasil pertanian. Dengan kehidupan masyarakat yang agraris membentuk tatanan masyarakat sistem feodal. Bangsawan, priyayi dan kerabat kerajaan yang memerintah suatu wilayah diberi tanah garapan yang luas, sedangkan rakyat bertugas untuk mengurus tanah tersebut. Sistem ini melahirkan tuan tanah yang menganggap menguasai wilayahnya.

Kehidupan kerajaan Mataram mengandalkan dari agraris, sedangkan daerah pesisir pantai di wilayah yang dikuasai tidak dimanfaatkan. Dengan mengandalkan dari pertanian, Mataram melakukan penaklukan ke beberapa kerajaan-kerajaan di Jawa Timur dan Jawa Barat. Dengan menarik upeti dari wilayahwilayah penghasil beras menyebabkan perekonomian berkembang dengan cepat.

Keadaan tersebut tidaklah menguntungkan bagi rakyat, karena mereka seakan-akan diperlakukan tidak benar oleh penguasa. Tidaklah mengherankan apabila banyak yang melarikan diri dari wilayah kekuasaan Mataram atau terjadinya pemberontakan